twitter


Selalu pisahkan benda benda penting dan pakaian selama berpergian. Misalnya, letakkan baju,celana, alat alat toilettries, parfum, charger, dan fotokopi ktp,passport didalam koper atau backpack. Dan masukkan kamera, pulpen, kertas, passport, kedalam tas kecil yang nantinya akan selalu kita tenteng kemanapun kita pergi.

Jangan lupa untuk nge-print jalur MRT, bus, dan catat dengan jelas alamat hotel. Beberapa negara terkadang menyediakan website ttg how to go to x to y, seperti di singapura sehingga kita dengan jelas bisa pergi dari bandara ke hotel dengan bus nomer berapa dan transit MRT di stasiun apa.

Kalau kamu pergi sendiri, usahakan berkenalan dengan penumpang pesawat yang duduk disebelah kamu, apalagi kalo bule, jangan malu untuk mengajak share taxi bareng karna biasanya hotel hotel untuk turis terkonsentrasi dititik yang sama

Jangan segan segan untuk bertanya kepada officer. Walaupun tampang mereka dingin dan bahasa mereka aksennya terkadang sangat sulit dimengerti, beranilah untuk tetap bertanya. Ada ribuan bule bule yg juga berliburan, so go ahead, ask them, mereka sangat ramah.

Sekarang jamannya google.translator . Misal kamu ingin ke laos where laotian speaks laotian, kamu bisa gunakan translator untuk kalimat2 penting seperti "would you drive us to our hotel at ...." Or "thank you", "hello", "goodbye" dan mungkin menerjemahkan kata kata seperti "pork, chicken, beef, noodle" agar tidak terlalu sulit menemukan makanan.

Jangan takut pergi sendirian, karna ada ribuan backpackers dari seluruh dunia. Selalu ucapkan hello ketika pertama bertemu mereka dan jangan segan segan berbincang bincang dengan mereka, siapa tahu malah jadi teman baik dan kalian diajak ikut serta dalam itinerary mereka.
Biasanya bule yang berkeliaran adalah bule australia (the very nice one), amerika (yang ini sangat dibutuhkan untuk protes2 karna mereka selalu protes terhadap ssuatu, apalagi untuk yang menjauhkan mereka dgn passport mereka seperti ketika tour leader kami meminta passport selama di halong bay, vietnam), bule jepang dan perancis sebenarnya sangat ramah namun kebanyakan mereka sulit berbicara inggris sehingga terkesan tidak ramah dan jarang bicara.

Ingat, biarpun kita cuma ke negara tetangga, itungan kita masuk kedalam "turis dan bule" loh, jadi perhatikan dan tanya harga sebelum membeli.

Kalau kamu pergi sendiri, pilihlah hostel untuk menghemat biaya, harganya variatif berkisar 5-10 usd sudah termasuk breakfast. Jangan segan untuk nongkrong bareng dengan resepsionisnya, mereka sangat ramah dan kalau beruntung, kamu bakal dapet diskon lumayan loh

Ini yang penting namun kadang dilupakan, bawa kantong teh, gula sachet, kopi sachet kedalam tas kamu. Ini penting loh sebagai teman minum dihotel, karna kadang2 harga secangkir kopi atau teh bisa sangat mahal.

Yang gemar blackberry-an, tenang aja.. Selama BIS kamu aktif di indonesia, kamu tetep bisa BBM-an ato twitteran dgn jaringan wifi yang tersedia. Gratis.

Nah kalo udah temenan sama bule, jangan lupa basa basi "do you have facebook?" Dan catat alamat email mereka, dikemudian hari kamu pasti butuh mereka, dan bahkan bisa rencanain liburan bareng, its fun.

Oh iya, bagi yang kesulitan ngmg inggris, udah.. Hajar aja ngmg. Gausah menye menye bingung masalah past tense, future, dsb. Mereka tetep ngerti kok. Banyak juga kok orang asing yang susah ngmg inggris, trmasuk bule perancis. Itung itung les bahasa inggris gratis.

Males pergi sendiri karna takut nyasar? Don't worry.. Banyak local tour kok dinegara yang kamu tuju, nanti didalam tour tersebut jg bakal banyak bule yang pergi sendirian. Grab 'em and talk to 'em. Lumayan jadi teman baru dan bisa diminta tolong buat foto bareng :D

Untuk ngebuka percakapan dengan bule, biasanya mereka nanya "where's indonesia?" Ato kl yg udah tau, biasanya mereka mreka akan muji indonesia. Jangan sumringah, puji balik negara mereka. Kalo kamu ngga tau apa apa ttg negara mereka, cukup blg "I really want to go to your country,turkmenistan" atau "wow.. I actually supported for japan in the world cup!!" . Ato paling ngga, blg aja.. "What is thank you, hello, dsb in your country?" Dan pura2 aja niruin, it works loh buat mencairkan suasana.

Sejelek jeleknya bule, mereka pasti cakep :D kyk marian (baca: marion) bule swiss yang mirip barbie ato si lucas, bule spanyol yang mirip iker casillas. Ajak aja foto bareng, lumayan kan buat nampang di prof.picture.

Untuk masalah money changer, kalo kamu ngga punya persediaan dollar, lebih baik ambil tunai di atm negara lain yang berlogo cirrus. (Misal pgen ambil dong vietnam). Tapi paling aman minimal sediain 50usd dikantong, ato biar ngga mau repot, tuker aja di money changer jakarta. Untuk negara negara yang mata uangnya ngga mungkin didapat dimoney changer jakarta, siapkan dollar untuk ditukar dgn mata uang lokal. Dan usahakan ketika meninggalkan negara tsb, uang lokal yang kalian punya sudah habis karna takutnya malah tidak laku ketika dibawa ke indonesia.

Ngga semua backpacker itu pasti orang miskin!! Beuh, kalo beruntung, kadang lo bisa ketemu dosen di university of perth ato bahkan manager honda di jepang loh.. Lumayan memperluas koneksi.

Jangan pikir kenalan cuma basa basi, inget nama mereka baik baik. Sifat natural orang indonesia adalah warm dan ramah, so show them. Pernah waktu gue ke laos, I met my friend whom I also met in singapore. And they still recognize me and hug me while meeting. Kalo udah lumayan deket tapi lupa nama, gampang..pura2 aja minta alamat email mereka, biasanya mereka pake nama asli.

Jangan sembarangan manggil bule "ibu ibu" dgn nama "ma'am" . Kdang suka ada yang tersinggung, sok asik aja, panggil dengan nama kecil or nama depan mereka.

Taking a long trip and noone else to talk to? Ambil ipod kamu ato coba buat nulis ttg pengalaman kamu. Kalo kamu ngga bisa nulis panjang kayak diary, tulis aja point per point, jadi lebih mudah.

Sent from BlackBerry® on 3


Ironi Pariwisata di Indonesia

Jaman sekarang, keluar negeri jauh lebih murah daripada jelajah dalam negeri. Ga percaya? Silahkan cek website website Airlines yang menyediakan penerbangan ke Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam. Harga tiket pulang- pergi bisa kurang dari 500 ribu rupiah bahkan tak jarang bisa gratis.

Coba sekarang kita liat ke sebelahnya. Ke rute Domestik dalam negeri.
Dari Jakarta ke Padang saja, yang jaraknya hampir sama dengan Jakarta- Kuala Lumpur, harga tiket one way saja sudah mencapai 700ribu keatas! Kalo ingin mendapatkan tiket pulang pergi, siapkan saja kocek 1,5 juta. Itu pun belum termasuk bekal hidup dan uang jajan disana. Tak heran wisatawan lokal lebih tertarik menghabiskan weekend di Malaysia yang lagi lagi, kalau beruntung, cukup membayar 75ribu rupiah maka tiket Pulang Pergi sudah di tangan.

Ironi memang. Masyarakat (termasuk saya pribadi) berlomba lomba memperbanyak cap di passport ketimbang berlomba lomba sejauh mana perjalanan ke timur Indonesia yang pernah kita kunjungi. Ke Singapura, Malaysia, Thailand bisa setahun 5x, tapi ke Indonesia, paling banter cuma ke Bali dan Lombok. Itupun terkadang masih jarang karena tingginya harga tiket.
Bisa dikatakan, keluar negeri pun, saya terpaksa. Terpaksa karena keterbatasan dana untuk menikmati yang namanya liburan. Terpaksa mencintai keindahan negara lain yang bahkan negara kita saya yakin jauh lebih indah

Ketika ditanya "tahu Raja Ampat atau lembah Baliem?" jawabannya kebanyakan hanya geleng geleng kepala. Padahal ketika pertanyaan itu diajukan, program Visit Indonesia Year sedang dikumandangkan.
Ya, Pariwisata di Indonesia hanya identik dengan Bali.
Itupun tidak semua masyarakat menjadikan Bali destinasi. Seringkali weekend mereka habiskan di puncak, Bandung, yang lagi lagi, seperti transmigrasi, macet pun jadi ikut ikutan ada di tempat tersebut karna hampir sebagian besar masyarakat Jakarta berlibur kesana. Solusinya? Lagi lagi, mereka memilih menghabiskan weekend di luar negeri. Selain dianggap "lebih murah", stress karna macet pun bisa terlupakan sejenak.
Tak sedikit loh masyarakat kita yang keluar dari kota mereka untuk mengunjungi kota lain di Indonesia, paling paling pas mudik lebaran mereka mau keluar kota. Itupun ke kota kelahiran.

Lalu, apa Dampaknya? Tidak lain ke nasionalisme masyarakat itu sendiri.
Sering saya dengar keluh kesah masyarakat kita yang terbiasa ke Singapura. Melihat bagaimana negara yang hanya seukuran Jakarta itu, namun mampu memiliki 23% hutan di negaranya. Bagaimana hebohnya negara itu ketika Orchard road dihadang banjir dan macet. Bagaimana mati lampu disana yang cuma beberapa jam sampai disebut dengan "The Great Black Out". Di negara kita, macet, banjir, mati lampu, sudah seperti teman sehari hari. Tagline "Serahkan pada ahlinya.." mungkin hanya janji palsu kampanye semata. Selebihnya, "akan kami usahakan..".
Kalau dibeginikan seperti ini terus, bukan tidak mungkin gejala "ingin pindah kewarganegaraan" yang ada didalam benak masyarakat semakin timbul. Memang terdengar seperti apatis dan pengkhianat bangsa, namun, gejala ini real dan ada didepan mata, teman teman!

Mungkin teman teman yang sering jelajah Indonesia bisa dengan mudah membantah pernyataan saya. Tapi saya menulis ini bukan karena saya benci Indonesia, bukan karena saya bangga suka jalan jalan keluar negeri. Tapi karna saya Malu ngaku sebagai anak Indonesia tapi belum pernah menapakkan kaki di Papua. Saya malu ketika ada turis asing bertanya dalam perjalanan saya di Laos "I believe your country has many beautiful temples beside Borobudur and Prambanan". Yeah, we do. Tapi jujur, saya ngga tau candi candi lain selain Borobudur dan Prambanan.

Saya juga sedih, mengunjungi Singapura hanya untuk menikmati Chinese Garden untuk sekedar berolahraga. Saya sedih kenapa di Jakarta taman kota pun sangat tidak public-friendly.
Miris! Coba liat bagaimana mesranya keluarga di hanoi. Setiap malem satu keluarga, muda mudi, kakek nenek, smua ngumpul di pinggiran danau hoa kiem. nge-bir, makan kuaci, ngemil es krim, curhat, arisan, pacaran..
rasanya "kekeluargaannya" sangat terasa.. Pinggiran danau bener bener dijadiin taman rakyat sama pemerintahannya..
di Indonesia, orang orang yang maen ke taman sering disalah artikan sbg org yg pengen mesum. duh..

Saya malu ada puluhan mal besar di Jakarta namun taman kota hanya sedikit. Bukan hanya tidak nyaman, tapi perasaan aman pun kadang sering menghantui. Tidak jarang tukang palak, jambret, dan copet mengintai.

Semoga saja ada Dinas Pariwisata yang tergerak membaca tulisan ini untuk menyadarkan dan mengembangkan kembali pariwisata kita. Munculkan tarif murah untuk rute nasional agar masyarakat Indonesia barat mengenal masyarakat Indonesia timur. Saya yakin, Pariwisata, jika dikelola dengan baik, akan mampu menghasilkan devisa bagi negara. Saya yakin, Indonesia kita, bisa!

p.s : adakah saran teman teman untuk memajukan pariwisata di Indonesia?