Malam ini temaram bintang terkikis gelapnya mega . .
Sayup sayup jejangkrik dan koar serigala hutan tiada terlintas di telinga .
Semua terlelap , tersihir dinginnya angin malam yang melekat diruas tulang . .
Terkujur kaku bagai kutub yang tiada berkatup .
Entah mengapa ,, aku masih saja terjaga .
Hingar bingar masalah lalu lalang di kepala dan menyeruak bagai soda yang terkocok dengan tenaga .
Selalu terlintas tanya , entah kapan jibril kan datang dan menjumput seutas bahagia untukku . .
Rasa rasanya takkan mungkin , kali ini ku yakin setan setan tertawa mendengar angan bodohku .
Ketika kupuja bintang , bulan pasti merajuk.
Seolah aku budak yang terjual bagi angkasa .
Kalau kumerayu bulan , tentu saja matahari kan menyobek mimpiku dan membakarnya tanpa abu tersisa .
Paradoks memang .
bagai terlahir demi mimpi yang tiada bertuan .
Entahlah . . mungkin tabir mimpi kan tiada mungkin lagi tersingkap . terajut membentang menuju nyata .
Entahlah , , mungkin cuma nanti . ketika mimpi tiada berarti . .
1 tahun yang lalu
28 Desember 2008 pukul 09.50
najoss najoosss!!!
puisi lo najossss!!!
nyong, breaking dawnnya blom nyampe!!!
apa kata gw..
kirim 2x..
ga pcaya sih lo..